Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi radhiallahu
‘anhu berkata:
Ketika
menghadiri Maulid, Ami Idrus (bin ‘Umar al-Habsyi) berkata, “Wahai anakku,
perhatikanlah kumpulan orang ini, pertemuan ini belum pernah dilakukan pada
masa-masa dahulu. Dalam mauled ini aku memiliki sebuah masyhad
(pandangan/pemikiran).”
“Apa itu?”
tanyaku.
“Dalam perang
Tabuk, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya tidak
mempunyai cukup perbekalan. Beliau memerintahkan agar setiap orang membawa
makanan apapun yang mereka miliki. Ada yang datang membawa sebutir kurma, ada
yang membawa dua butir, dan ada pula yang membawa segengam gandum. Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam mengpulkan makanan-makanan tadi, lalu memberkatinya. Kemudian
beliau memerintahkan agar setiap sahabat mengambil sesukanya. Ada yang
mengambil satu ember, ada yang mengambil satu karung penuh. Masing-masing
sahabat akhirnya mendapat bekal yang banyak berkat doa nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam.
Begitu pula
pertemuan Maulid ini. Setiap orang yang dating memiliki sir: ada yang
sedikit, ada yang banyk. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
memberkatinya. Seusai Maulid, setiap orang pulang membawa sir yang
sangat banyak.”
Aku berkata
kepada ‘Am Idrus, “Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan atas masyhad-mu
ini.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar